Prabowo Subianto, seorang politisi Indonesia yang memiliki pemahaman mendalam serta memiliki latar belakang militer, telah menjadi tokoh penting dalam politik Indonesia selama lebih dari satu dekade. Dia telah mencalonkan diri sebagai presiden dua kali, pada tahun 2014 dan 2019, namun dia kalah dalam kedua pemilu tersebut.
Prabowo juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra, sebuah partai politik yang didirikan pada tahun 2008. Partai Gerindra menekankan kedaulatan negara, pertahanan keamanan nasional, dan pemberdayaan ekonomi dalam program politik mereka serta memiliki ideologi yang nasionalis dan konservatif.
Meski demikian, perjalanan politik Prabowo bukannya tanpa kontroversi. Beberapa isu kontroversial mencakup penggunaan retorika politik yang tajam dan provokatif dalam perdebatan, yang berpotensi merusak kepercayaan terhadap masyarakat dan pemerintah Indonesia. Selain itu, terdapat isu tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dituduhkan padanya sehingga hal ini telah memicu perdebatan tentang tanggung jawabnya dalam insiden tersebut.
Pada Agustus 2023, empat partai politik besar di Indonesia mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 sehingga hal ini menyebabkan timbulnya banyak kekhawatiran dari sebagian masyarakat Indonesia terhadap pemusatan kekuasaan dan potensi otoritarianisme menyusul dukungan empat partai politik besar terhadap Prabowo.
Tidak hanya itu, Prabowo didukung oleh banyak generasi milenial dikarenakan Prabowo dan tim kampanyenya berupaya menampilkan sisi-sisi terbaik mereka di depan publik. Mereka memanfaatkan berbagai media, termasuk media sosial seperti Twitter, untuk mempromosikan diri mereka dan meraih dukungan masyarakat.
Media sosial, termasuk Twitter, telah menjadi platform penting dalam kampanye politik modern. Prabowo dan Partai Gerindra telah aktif menggunakan Twitter sebagai alat kampanye mereka. Dalam prosesnya, mereka telah melakukan beberapa perubahan dalam pendekatan komunikasi mereka. Sebelumnya, akun Twitter Partai Gerindra seringkali bersifat formal dan berisi agenda-agenda partai. Namun, Prabowo dan timnya telah merubah gaya komunikasi mereka menjadi lebih santai dan terkesan tidak kaku. Mereka berusaha untuk berinteraksi dengan audiens, terutama generasi muda, dengan cara yang lebih akrab dan relevan.
Prabowo dan Partai Gerindra juga telah memanfaatkan tren dan fenomena saat ini di media sosial untuk menciptakan konten yang lebih menarik. Misalnya, mereka membuat tweet yang terkait dengan fenomena yang sedang populer di kalangan anak muda seperti contohnya tren twitter foto Prabowo yang disandingkan dengan Cipung anak dari Rafi Ahmad dan Nagita Slavina sebagai wakilnya membuat warganet ramai. Sehingga hal tersebut bermunculan komentar-komentar, “Gemoy,” dari banyak pihak. Partai Gerindra tidak ingin kalah dengan membuat cuitan, “Selamat pagi tweeps, Pak @prabowo nanya nih apa itu ‘Gemoy’?” tulis akun twitter @Gerindra dengan menggunakan bahasa viral kekinian. Dampak baiknya, warganet terpancing untuk berkomentar hal positif yang memberikan image positif untuk Prabowo sendiri.
Namun, perubahan dalam strategi komunikasi Prabowo di Twitter juga menuai pertanyaan. Beberapa orang bertanya-tanya mengapa akun Twitter Partai Gerindra sekarang menyampaikan pesan yang lebih mudah diterima oleh masyarakat daripada saat pemilihan presiden sebelumnya. Admin Gerindra menjelaskan bahwa tujuan perubahan tersebut adalah untuk mengurangi dampak negatif pasca pemilu 2014 dan 2019.
Penggunaan Twitter dalam politik memiliki karakteristik khusus, seperti kemampuan untuk mengemukakan opini secara bebas dan berkomunikasi secara real-time. Ini memungkinkan politisi untuk menciptakan citra diri mereka dan berinteraksi dengan pemilih dengan cara yang lebih mendalam.
Dalam situasi politik yang semakin terhubung secara digital, penggunaan media sosial, termasuk Twitter, telah menjadi alat yang efektif untuk kampanye politik. Dengan perubahan strategi komunikasi Prabowo dan Partai Gerindra di Twitter, mereka telah berhasil mencapai berbagai kalangan, terutama pemilih muda, dan membangun citra yang lebih positif.
Namun, kontroversi seputar Prabowo dan peranannya dalam politik Indonesia akan terus menjadi sorotan, terutama dengan mendekatnya pemilihan presiden pada tahun 2024. Media sosial, terutama Twitter, akan menjadi salah satu platform utama di mana perdebatan politik tersebut berlangsung. Pemilu 2024 akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana Prabowo dan Partai Gerindra berkinerja di tingkat nasional.
Sumber : Kanalindonesia.com