Di Indonesia, cengkeraman politik Amerika Serikat terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Seperti banyak negara, Indonesia sekarang menghadapi kekuatan politik dan ekonomi AS yang cukup besar. Namun, sejauh ini, reaksi Indonesia terhadap tindakan AS terutama berkisar pada mencari keseimbangan, menghindari perselisihan terbuka, dan mencoba untuk menemukan kesepakatan yang berfaedah bagi kedua belah pihak.
Pada bulan Maret 2021, negara-negara di Timur Tengah memperingatkan Indonesia tentang cengkeraman politik AS di kawasan tersebut. Pada saat yang sama, perwakilan dari Indonesia berusaha untuk memperjuangkan suara mereka di hadapan PBB dan para pemimpin dunia. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak boleh ditekan oleh kekuatan AS.
Tindakan AS yang cenderung menekan Indonesia tidak hanya terbatas pada politik dan diplomasi. Pada bulan Mei 2021, AS juga memperingatkan Indonesia tentang cengkeraman ekonomi dan memperingatkan bahwa jika Indonesia tidak menaati kebijakan AS, maka mereka dapat mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk membatasi akses Indonesia ke pasar global.
Aksi yang diambil oleh AS menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Indonesia telah menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tidak takut untuk mempertahankan hak-hak mereka. Indonesia telah berhasil mengusir tentara asing dari tanahnya pada tahun 2019 dan berhasil mengambil kembali wilayahnya dari Malaysia pada tahun 2020.
Kekuatan politik, diplomasi, dan ekonomi yang dimiliki AS sekarang mungkin terlalu besar untuk dihadapi oleh Indonesia. Namun, Indonesia telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan tunduk pada tekanan AS dan akan terus berjuang untuk menegakkan hak-hak mereka. Jika Indonesia bisa berhasil mengatasi cengkeraman politik AS, ini akan menjadi sebuah pengalaman berharga bagi bangsa lain di seluruh dunia.
Lalu, bagaimana Indonesia merespons cengkeraman politik tersebut? Indonesia adalah salah satu negara berkembang di dunia yang juga merupakan sekutu dekat Amerika Serikat. Meskipun hubungan kedua negara telah berubah dari waktu ke waktu, kedua negara tetap bekerja sama dan menjaga hubungan diplomatik mereka. Namun, seiring dengan perubahan politik yang terjadi di Amerika Serikat, kebijakan luar negerinya terkadang mencengkeram dan menekan Indonesia.
Kebijakan tersebut meliputi hal-hal seperti embargo perdagangan, sanksi ekonomi, dan pengurangan jumlah sumber daya yang tersedia bagi Indonesia. Hal ini menyebabkan konsekuensi ekonomi yang berdampak pada stabilitas mata uang Indonesia dan ketidakpastian pasar saham. Selain itu, kebijakan luar negeri AS juga mempengaruhi pendidikan, teknologi, dan pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Untuk merespons cengkeraman politik AS, Indonesia telah melakukan sejumlah langkah. Pertama, negara ini telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungannya terhadap sumber daya dari AS dan meningkatkan ekspor ke pasar luar negeri. Indonesia juga telah meningkatkan investasinya dalam infrastruktur dan teknologi untuk mendukung pengembangan industri dan perusahaan di negara ini. Negara ini juga telah meningkatkan investasi dalam pendidikan dan memperkuat hubungan diplomasi dengan negara-negara lain di seluruh dunia.
Kedua, pemerintah Indonesia telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa Indonesia tetap seimbang dalam hubungannya dengan Amerika Serikat. Ini termasuk meningkatkan diplomasi dan berusaha untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara. Pemerintah Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan stabilitas ekonomi, seperti menaikkan suku bunga dan meningkatkan kontrol atas pajak, mata uang, dan inflasi.
Jadi Secara keseluruhan, cengkeraman politik AS terhadap Indonesia telah memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian Indonesia. Namun, Indonesia telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa dampak ini dapat diminimalkan. Dengan terus meningkatkan diplomasi dan investasi di sektor-sektor penting, Indonesia dapat menjaga keseimbangan dalam hubungannya dengan AS.
Sumber: Kumparan