Home » Fahri Hamzah Sentil Pertemuan Drama Jelang Pilpres 2024, Sindir Siapa?
Asia Election Indonesia News Politics

Fahri Hamzah Sentil Pertemuan Drama Jelang Pilpres 2024, Sindir Siapa?


Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menyebut peta dukungan terhadap calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bisa berubah. Dia pun menyentil ‘pertemuan drama’.

Ia menyebut pendaftaran bakal capres di KPU masih terbuka hingga 19 Oktober 2023. Sehingga masih ada waktu bagi partai untuk menyikapi hal itu hingga pengumuman capres di 25 November 2023.

“Pemilu masih jauh. Kita masih punya waktu 5 bulan lagi untuk pendaftaran capresnya. Terlalu panjang waktu dan terlalu mungkin semuanya berubah,” kata Fahri Hamzah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/6/2023).

Fahri mengkritik manuver sejumlah partai politik (parpol) koalisi, termasuk para capres yang diusung untuk pemilu mendatang. Ia menilai hal itu hanya drama yang tidak memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Di masa lalu (pemilu sebelumnya) calon-calon itu baru muncul last menit, bahkan dalam hitungan 1×24 jam. Artinya, pertemuan-pertemuan ini sebenarnya, sekali lagi hanya sebuah drama,” katanya.

Ia mengatakan pertemuan itu hanya drama jika tak dibarengi dengan perdebatan substansial seperti membuka platform koalisi ke depan. Ia mengatakan jika tak bertujuan untuk itu, maka pertemuan tak menghasilkan kejelasan.

“Bahwa kalau calon ini berkuasa akan melakukan ini, itu. Tapi kalau partai ini berkoalisi dengan partai ini, maka hal-hal ini yang akan dilakukan. Itu sama sekali tidak ada,” sebutnya.

Menurutnya, langkah koalisi dan partai yang ada saat ini hanya drama untuk memancing atensi publik. Sementara publik, lanjutnya, ingin tahu apakah ada efek pada kebijakan negara di masa yang akan datang dengan pertemuan tersebut.

“Tapi ujungnya nanti momennya 75 hari kampanye, ya berarti pertemuan-pertemuan ini kan hanya menjadi drama. Karena sekali lagi, tidak ada problem dalam aturan pemilu presiden menggunakan PT 20 persen,” ujar Fahri.

Fahri Hamzah pun mengingatkan para elit dan pemimpin Indonesia harus sadar bahwa pemilu bagi rakyat adalah tentang memilih pemimpin dengan berbagai latar pemikiran, janji-janji hingga track record yang ditawarkan. Ia tak ingin politikus hanya menghadirkan basa-basi yang ujungnya bukan untuk kepentingan publik.

“Apa yang dia (calon pemimpin) pikirkan, mau dibawa kemana bangsa ini? Hal-hal itu tidak boleh ditutupi hanya sekedar basa basi seperti yang terjadi selama ini,” pungkasnya.

Sumber : Detiknews

Translate