Home ยป Suhu Politik Memanas Saling Sindir Tak Terelakan
Demokrasi Election Indonesia Politics Politik

Suhu Politik Memanas Saling Sindir Tak Terelakan


Debat perdana capres hingga kini masih ramai diperbincangkan. Pembahasan semakin panas karena aksi saling sindir dari ketiga paslon terus terjadi. Baru-baru ini, video capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang berkata ‘ndasmu etik’ disorot di media sosial. Ucapan Prabowo dalam video durasi pendek itu disebut-sebut dalam acara internal Partai Gerindra di hadapan kader.

“Bagaimana perasaan Mas Prabowo? Soal etik, etik, etik. Ndasmu etik,” kata Prabowo dalam video tersebut.

Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan ucapan Prabowo tersebut dalam konteks gurauan. Menurut Dahnil, tidak ada unsur serius dalam ucapan Prabowo tersebut.

“Pak Prabowo senang bercanda, itu becandaan Pak Prabowo ke kader-kader Gerindra, seribu persen bercanda. Pak Prabowo hubungannya dengan Pak Ganjar baik, dengan Pak Anies baik. Bercanda ke sesama sahabat,” ujar Dahnil.

Prabowo ikut buka suara soal video tersebut. Ketua Umum Partai Gerindra meminta pernyataannya tidak dibesar-besarkan karena itu merupakan acara internal partai.

“Itu kan di dalam, di antara keluarga, ya kan. Tapi biasa orang Indonesia mencari-cari, mau dibesar-besarkan,” kata Prabowo usai menghadiri acara deklarasi relawan ‘Gema PS’ di Blitar, Jawa Timur, Minggu (17/12/2023).

Anies pun sempat mengomentari video Prabowo di sela-sela kampanyenya. Menurut Anies, etika memang dimulai dari kepala, lalu diikuti oleh yang di bawahnya.

“Memang etik itu mulainya dari kepala. Kalau kepala tidak memiliki etika, apalagi bagian yang di bawahnya,” kata Anies di sela-sela Kampanye di Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/12/2023).

Ucapan Prabowo soal ‘ndasmu etik’ disebut-sebut terkait dengan pertanyaan di debat capres pada Selasa (12/12/2023). Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menanyakan pendapat Prabowo terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Majelis Kehormatan MK (MKMK) soal batas usia capres-cawapres.

Saling sindir pasca-debat tak berhenti di antara para paslon saja. Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Kaesang Pangarep, ikut mengomentari penampilan tiga capres saat debat perdana. Kaesang mengaku bingung dengan posisi Ganjar.

“Saya kira Pak Anies kemarin apa-apa setiap perkataan beliau ada yang kurang, nanti akan diubah, apa-apa akan diubah dan kalau Pak Prabowo sudah jelas akan melanjutkan. Memang kalau untuk Pak Ganjar, saya masih bingung dari positioning-nya seperti apa,” kata Kaesang di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2023).

Pernyataan Kaesang pun langsung direspons oleh Ganjar. Ganjar mengatakan seharusnya sebagai politikus, Kaesang tidak perlu bingung.

“Politisi tidak boleh bingungan, karena politisi harus bisa merespons dengan baik,” kata Ganjar di GOR Basket Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/12/2023).

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun menegaskan program Ganjar adalah memperbaiki yang lebih baik. Sama seperti Ganjar, Hasto menilai seharusnya Kaesang tidak perlu bingung.

“Ya Mas Kaesang seharusnya nggak perlu bingung, kalau kita lihat dari Pak Anies memang anti status quo. Tetapi kalau kita liat dari Pak Prabowo, dari rekam jejaknya, dari program karakter, gaya kepemimpinannya Prabowo antitesa dari Pak Jokowi,” kata Hasto kepada wartawan di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023).

Tak berhenti sampai di situ, komentar terkait debat perdana capres juga datang dari eks juru bicara Anies-Sandi saat Pilgub DKI Jakarta tahun 2017, Anggawira. Sebelumnya, Anies memang sempat menyinggung soal fenomena orang dalam di panggung debat.

“Fenomena ordal ini menyebalkan, di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal (orang dalam). Mau ikut kesebelasan ada ordalnya, mau jadi guru ordal, mau masuk sekolah ada ordal, mau dapat tiket konser ada ordal, ada ordal di mana-mana yang membuat meritokratik nggak berjalan, yang membuat etika luntur,” kata Anies, Selasa (12/12/2023).

Anggawira menilai Anies lupa dengan sejarah. Ia menyinggung saat Anies menjabat Gubernur DKI Jakarta menempatkan ‘ordal’ di sejumlah instansi, salah satunya di Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

“Bahkan bukan hanya di TGUPP karena di dalam penentuan komisaris di BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) ada orang-orang dalam, dan timses yang masuk,” jelas Anggawira pada keterangannya, Sabtu (16/12/2023).

Pernyataan dari Anggawira ini pun sudah dijawab oleh Timnas AMIN. Apa jawabannya? Selengkapnya akan dibahas di program detik Pagi edisi Senin (18/12/2023).

Sumber : detikNews

Translate