Home » Gejolak Politik Indonesia Gak Bikin Rupiah Gentar
Economy Election Indonesia Politics Politik

Gejolak Politik Indonesia Gak Bikin Rupiah Gentar


Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di saat tensi politik Indonesia meningkat juga kemerosotan ekonomi AS.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup stagnan 0,00% terhadap dolar AS di angka Rp15.235/US$ pada hari Senin (4/9/2023). Pergerakan rupiah hari ini sempat mengalami pelemahan hingga titik tertingginya di posisi Rp15.253/US$ namun akhirnya ditutup sama dengan hari kemarin.

Jika dibandingkan dengan indeks dolar AS (DXY), DXY justru mengalami pelemahan di angka 104 atau turun sekitar 0,13% dari hari kemarin.

Faktor internal dan eksternal menjadi alasan fluktuasi rupiah hari ini.

Dari domestik, tercatat Badan Pusat Statistik (BPS) yang pekan lalu baru saja merilis data inflasi tahunan Indonesia yang mengalami kenaikan yakni mencapai 3,27% pada Agustus. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan inflasi Juli 2023 sebesar 3,08%.

Inflasi (yoy) mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya, namun hal ini masih sesuai target Bank Indonesia untuk inflasi 2023 yakni di kisaran 2-4%.

Selain itu, rupiah melemah akibat besarnya aksi jual neto investor asing pekan lalu.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) dengan tanggal transaksi 28-31 Agustus 2023, menunjukkan investor asing di pasar keuangan domestik mencatat jual neto Rp2,52 triliun terdiri dari jual neto Rp0,42 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan jual neto Rp2,10 triliun di pasar saham. Hal ini dapat memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah, meskipun aksi jual ini lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat Rp4,51 triliun.

Selain itu, perkembangan politik Indonesia pun menjadi perhatian publik seetelah secara mengejutkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merapat ke kubu Anies Baswedan.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau dikenal Cak Imin bahkan langsung digandeng sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) buat Anies. Padahal, PKB sebelumnya adalah pendukung koalisi Indonesia Maju dengan kubu calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Dalam beberapa survei, Cak Imin juga lebih kerap disandingkan dengan Prabowo.

Merapatnya PKB ke Anies dan Cak Imin membuat peta koalisi berubah.Kubu Prabowo kehilangan dukungan PKB. Prabowo Subianto akan maju sebagai capres dengan dukungan Partai Gerinda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, dan Partai Gelora.

Kubu Anies-Baswedan kehilangan dukungan Partai Demokrat yang kecewa karena Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) gagal dipinang sebagai cawapres Anies.

Beralih ke sentimen eksternal, kelesuan perekonomian AS semakin kental terasa.

Angka pengangguran AS secara mengejutkan melesat menjadi 3,8% pada Agustus. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,5% ataupun pada Juli yang tercatat 3,5%.

Namun, penciptaan lapangan kerja non-farm payrolls naik menjadi 187.000 pada Agustus. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan 157.000 pada Juli ataupun ekspektasi pasar (170.000).

Aktivitas manufaktur AS yang tercermin dari ISM Manufacturing masih mengalami kontraksi meskipun terjadi kenaikan menjadi 47,6 pada Agustus, dari 47 pada Juli.

Kenaikan angka pengangguran menjadi kabar baik bagi rupiah karena menunjukkan pasar tenaga kerja AS sudah mendingin sehingga ada peluang inflasi turun. Dengan demikian, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) bisa melunak.

Namun, sektor manufaktur AS yang masih kuat membuktikan ekonomi AS masih tangguh sehingga The Fed masih bisa galak ke depan.

Sumber : CNBC Indonesia

Translate