Home » Gus Yahya: Pemilu 2014 & 2019 Pengalaman Buruk Politik Identitas
Berita Indonesia Politik

Gus Yahya: Pemilu 2014 & 2019 Pengalaman Buruk Politik Identitas


Yogyakarta, CNN Indonesia — Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menyebut Pemilu 2014 dan 2019 menjadi pengalaman buruk dari penggunaan politik identitas dalam kontestasi politik lima tahunan.
“Setidaknya dua pemilihan umum terakhir adalah pengalaman yang sangat sangat buruk terkait politik identitas, di mana orang menggunakan agama sebagai senjata untuk mendapatkan dukungan politik untuk menyerang orang lain,” kata Gus Yahya saat memberikan paparannya pada acara peluncuran buku berjudul ‘Proceeding of the R20 International Summit of Religious Leaders’ di UGM, Sleman, DIY, Jumat (4/8).

Berkaca pada kekhawatiran itu, Gus Yahya menyebut masyarakat penganut agama kini bertanya-tanya. “Apakah politik identitas itu tidak baik atau bahkan dilarang. Lalu, apakah tidak baik membawa agama ke ruang publik dan sosial?” ujarnya.

Gus Yahya menjelaskan membawa agama sebagai identitas ke ranah politik sejatinya bermuara dari motivasi atau insting para penganut untuk menghadirkan agama ke ruang publik atau sosial. Namun, di saat yang bersamaan tak sedikit yang berpandangan jika topik itu semestinya tak keluar dari ranah privat.

“Logika artikulasi agama semacam ini ketika dibawa ke ruang-ruang sosial dan publik maka akan menimbulkan risiko persaingan antar agama yang berbeda, pertarungan antar agama satu sama lain untuk memperebutkan dominasi ruang publik dan sosial,” ujarnya.

Akan tetapi, kata Gus Yahya, apabila menilik sejarah panjang peradaban manusia, agama memiliki peran kunci dalam membangun peradaban. Menurutnya, agama secara fundamental berperan dalam kebangkitan peradaban-peradaban seperti di Mesir, Romawi, serta Arab.

“Kami percaya bahwa agama dimaksudkan untuk membangun peradaban, agama diberikan kepada Tuhan kepada kami untuk membantu kami mengembangkan peradaban. Dan mengembangkan peradaban berarti mengembangkan ruang-ruang sosial, mengembangkan keseluruhan konstruksi sosial, strukturnya,” katanya.

“Jadi sekarang apa yang kita lakukan? Bagaimana kita bisa melestarikan fungsi peradaban kita sekaligus mencegah risiko berbahaya yang berpotensi datang bersamaan dengan ekspresi agama itu sendiri,” lanjutnya.

Gus Yahya menekankan inisiatif Religion of Twenty atau R20 bertujuan untuk membuat agama menjadi solusi dari beragam masalah.

Forum R20, kata Gus Yahya, menyerukan kepada para pemimpin agama, pemimpin politik, dan seluruh masyarakat dunia untuk bergabung dalam gerakan global yang didasari nilai-nilai peradaban bersama

Sumber : CNN

Translate