Jakarta: Terburu-buru mengumumkan nama calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan dinilai berbahaya. Lawan politik Anies akan diuntungkan.
“Ada yang berpandangan, jika sejak dini figur cawapres sudah diumumkan bisa berdampak buruk karena lawan politik sudah mengetahui dan dapat segera menyusun strategi yang efektif,” kata Direktur Eksekutif IPI Karyono Wibowo kepada Medcom.id, Sabtu, 2 Juni 2023.
Langkah Anies menahan pengumuman nama pendampingnya untuk menjaga efek kejut dinilai sudah tepat. Sosok cawapres tidak boleh diumumkan sejak dini untuk mencegah lawan politiknya membaca gerakan kubu Anies.
Dia menyebut merahasiakan sementara nama cawapres merupakan hal lumrah dalam politik. Sebab, tidak semua langkah koalisi wajib dibeberkan ke publik.
“Dalam pertarungan politik, memang ada informasi yang perlu disampaikan secara terbuka, tapi ada yang harus dirahasiakan, salah satunya adalah merahasiakan figur cawapres yang sesungguhnya,” ucap Karyono.
Efek kejut dalam kontestasi politik penting untuk meningkatkan elektabilitas Anies. Apalagi, kata Karyono, jika cawapresnya merupakan sosok yang pas untuk capres yang diusung.
“Selain itu, dipengaruhi oleh kinerja partai koalisi dan seluruh elemen pendukung, serta taktik dan strategi yang efektif,” ujar Karyono.
Cawapres untuk Anies Baswedan segera diumumkan. Pendamping Anies di Pilpres 2024 diumumkan paling lama 16 Juli 2023.
“Pak Surya (Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh) sudah memberikan kapan time limit 16 Juli maksimal kita sudah akan declare, paling lambat 16 Juli,” kata Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Juni 2023.
Willy menjelaskan Anies sudah mengantongi nama cawapres. Namun, dia tidak bisa membeberkan sosoknya saat ini, hal tersebut berdasarkan keputusan bersama.
Sumber: Medcom
