Hasil survei terbaru lembaga survei Indikator Politik Indonesia mendapati Anies Baswedan unggul signifikan dari calon-calon presiden lainnya di DKI Jakarta, tapi tak terpaut jauh terutama dari Ganjar Pranowo di posisi kedua, dan disusul Prabowo Subianto. Sementara nama-nama lainnya jauh tertinggal.
VOA — Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan meski masih unggul signifikan, tapi dalam tujuh bulan terakhir dukungan terhadap Anies Baswedan tampak stagnan, bahkan cenderung sedikit menurun pada simulasi tiga nama calon.
Dalam simulasi tiga nama, Anies Baswedan meraih 42,4 persen dukungan, masih unggul signifikan atas Ganjar Pranowo (33,2 persen), dan Prabowo Subianto (16,6 persen).
Ganjar Pranowo, di posisi ke dua tampak lebih progresif, sempat stagnan pada rentang September 2021 hingga Juli 2022, tapi menguat cukup besar pada Februari lalu, sehingga jarak dengan Anies Baswedan berkurang dibandingkan 2 tahun lalu.
Sementara dukungan pada Prabowo Subianto menguat dibandingkan dengan tujuh bulan lalu, tapi tidak berbeda dengan basisnya dua tahun sebelumnya. Bahkan pada simulasi tiga nama, perolehan Prabowo cenderung menurun ketimbang dua tahun lalu, sehingga jarak dengan calon teratas semakin lebar.
“Kabar baiknya meskipun tertinggal di peringkat ketiga, Pak Prabowo trendnya naik dibandingkan Juli 2022 (11,9 persen). Nah Pak Prabowo baru mulai bergerak sekitar awal 2023 dan mulai ada dampaknya. Meski lagi-lagi belum bisa menggoyang dominasi dua nama teratas di DKI Jakarta, tapi paling tidak dari tiga nama ini, tren positif hanya Prabowo,” kata Burhanuddin dalam Rilis Peta Elektoral Pemilu Presiden, Pemilu Legislatif dan Pilkada di DKI Jakarta, Kamis (11/5).
Survei itu dilakukan pada 24 Februari hingga 3 Maret 2023. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 820 orang dengan toleransi kesalahan lebih kurang 3.5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei itu juga mengungkapkan sosok Ridwan Kamil paling banyak dianggap paling pantas sebagai calon wakil presiden (21,5 persen); disusul Sandiaga Uno (15,4 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (12,7 persen), dan Erick Thohir (11,4 persen). Sementara nama lain lebih rendah, atau kurang dari 5 persen.
Sementara untuk dukungan pemilihan anggota DPR RI di DKI Jakarta berdasarkan pilihan secara spontan atau top of mind responden adalah PDI-Perjuangan (16,8 persen), Gerindra (11,38 persen), PKS (8,7 persen), Demokrat (5,8 persen), Nasdem (4,4 persen), Golkar (3,6 persen) dan partai lainnya kurang dari 2 persen, belum menyebutkan pilihan 41,9 persen.
Tanggapan Hasil Survei
Anggota DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu mengatakan posisi PDI Perjuangan yang menjadi salah satu partai politik ‘pemenang’ berdasarkan survei itu sebagai hal yang menggembirakan, mengingat DKI Jakarta memiliki pemilih yang melek informasi dan rasional.
“Dengan durasi waktu menuju sembilan bulan, semua partai pasti akan bekerja dengan caranya masing-masing, termasuk kami. Bagaimana tentang isu lapangan kerja dan lain-lain pascapandemi. Semoga ini nanti bisa bisa menjadi salah satu concern baik partai politik, calon legislatif dan calon presiden di Jakarta,” kata Masinton.
Sementara Habiburokhman, anggota DPR-RI Fraksi Gerindra mengatakan masih belum bisa menemukan alasan yang tepat dengan elektabilitas Gerindra yang terus naik dan elektabilitas Prabowo yang agak tertinggal, meskipun masih berada di peringkat ketiga dalam survei itu.
“Karena yang kami lihat Gerindra itu selalu diidentikkan dengan pak Prabowo dan pak Prabowo tentu diidentikkan dengan Gerindra, kalau tadi dikatakan karena kinerja calegnya, kinerja anggota dewan, menurut saya kalau kita lihat prakteknya itu kebalikannya yang terjadi. Teman-teman dari partai Gerindra termasuk saya sendiri bisa terpilih karena jualannya nama Pak Prabowo,” kata Habiburokhman.
Menjawab pertanyaan wartawan, Habiburokhman memastikan tidak ada alternatif capres lain selain Prabowo Subianto yang akan diusung oleh Partai Gerindra dalam Pilpres 2024. [yl/em]
Sumber: VOA Indonesia