Home » PDIP Tak Ingin Libatkan NU Dalam Politik Praktis Jelang Pemilu 2024
Featured Global News Indonesia News Politics

PDIP Tak Ingin Libatkan NU Dalam Politik Praktis Jelang Pemilu 2024


TEMPO.CO, Jakarta – Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Ahmad Basarah menyatakan pihaknya tidak ingin menyeret Nahdlatul Ulama (NU) dalam politik praktis menuju Pemilu 2024. Menurut Basarah, partainya menghormati NU sebagai organisasi keagamaan yang tak boleh diseret dalam urusan politik. 

“PDIP menghargai dan menghormati eksistensi NU sebagai ormas keagamaan. Oleh karena itu, PDIP tidak akan menarik NU ke dalam pusaran politik karena kita menghomati betul,” ujar Basarah saat dikonfirmasi, Sabtu, 13 Mei 2023. 

Meski begitu, Basarah menyebut pihaknya tak menampik ada peran NU dalam perjalanan panjang kerja sama politik PDIP. Menurut Basarah, partainya menggandeng NU yang berlatar agamis untuk melengkapi kekuatan partai yang berlatar nasionalis tersebut. 

“Seperti pada saat Ibu Mega menjadi Wapres bersama Presidennya Abdurrahman Wahid tokoh NU. Saat Ibu Mega jadi Presiden, Wapresnya Pak Hamzah Haz juga dari NU. Lalu kemudian Bu Mega pernah maju sebagai Capres 2004 bersama dengan Kiai Hasyim juga dari NU,” kata Basarah. 

Meski berkomitmen tidak akan membawa NU dalam politik praktis, Basarah menyebut pihaknya tetap menjalin komunikasi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjelang Pemilu 2024. Komunikasi tersebut, kata Basarah, berupa silaturahmi dengan tokoh-tokoh di PBNU. 

“Komunikasi kami sangat baik dan sangat intensif, begitu,” kata Basarah. 

PBNU minta pengurus jaga jarak dengan parpol 

Sebelumnya, PBNU meminta agar semua pengurus menjaga jarak dengan partai politik menjelang Pemilu 2024. Pernyataan ini untuk menanggapi sikap beberapa kiai NU yang mulai ramai menyatakan dukungan kepada beberapa sosok capres, padahal organisasi tersebut menyatakan telah berkomitmen tidak cawe-cawe terkait urusan dukungan capres dan cawapres. 

“PBNU akan mengambil jarak yang sama terhadap semua kekuatan partai politik. Sebagai jam’iyyah diniyah ijtima’iyyah, PBNU tidak dalam posisi dukung-mendukung capres/cawapres,” Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU, Imron Rosyadi saat dihubungi Tempo, Senin, 27 Februari 2023. 

Menurut Imron, NU tidak sedang menjauhi atau mendekati partai politik tertentu, tetapi ingin menjaga prinsip menjaga jarak yang sama dengan semua partai. Ia berharap prinsip PBNU ini dapat diikuti oleh para kiai NU. 

“Jika menyangkut struktur NU, mereka pasti akan segaris dengan sikap PBNU. Warga Nahdliyyin secara umum juga memahami standing position PBNU. Mereka sudah matang dalam bersikap,” kata Imron.

Dalam kancah politik Indonesia NU memang kerap menjadi rebutan. Pasalnya, organisasi keagamaan itu diyakini memiliki pengikut yang sangat besar. Tak hanya partai politik seperti PDIP, label sebagai kader NU juga diperebutkan oleh berbagai tokoh yang ingin maju pada pemilihan presiden atau Pilpres. 

Sumber: Nasional Tempo

Translate