Home ยป Tak Cuma Resesi tapi Juga Politik, Ini Emiten yang Menarik
Business Economy Featured Global News Indonesia News Politics

Tak Cuma Resesi tapi Juga Politik, Ini Emiten yang Menarik

2023 tidak hanya soal resesi di dunia, tetapi juga menjadi tahun politik di Indonesia. Pemilihan umum akan diadakan pada 2024 mendatang, dan tentunya sudah akan terasa tahun ini. 

Melihat 3 dari 4 pemilihan umum yang pernah terjadi selama 20 tahun terakhir selalu dapat meningkatkan pertumbuhan penjualan yang kuat dan tren pertumbuhan yang meningkat selama tahun pra-pemilihan untuk perusahaan di sektor consumer non-cyclical atau consumer staples.

Pertumbuhan penjualan yang terjadi ini pun memang tak lepas dari kegiatan kampanye yang dapat meningkatkan mobilitas kegiatan politik sehingga dapat mendorong tingkat konsumsi masyarakat.

Sekedar informasi, sektor Consumer Staples atau yang lebih dikenal dengan FMCG (Fast-moving Consumer Goods) adalah sektor yang memproduksi barang-barang untuk kebutuhan harian. Seperti seperti air kemasan, mie instan, susu, pasta gigi, sabun, dan lain sebagainya.

Penurunan harga input yang terjadi karena mulai melandai nya harga komoditas kemudian tingkat inflasi yang mulai turun menjadi ruang untuk emiten-emiten FMCG optimis lagi terhadap tingkat konsumsi masyarakat yang kembali pulih di tengah harga produk yang sudah disesuaikan akan terefleksi pada meningkatnya pertumbuhan marjin kotor dan laba bersih perusahaan FMCG di tahun 2023.

Pertumbuhan upah minimum rata-rata 7%-8% yang diharapkan untuk tahun 2023 di seluruh wilayah berdasarkan formula terbaru Peraturan Menteri Tenaga Kerja 18/2022 pun dianggap bisa dapat menstimulus tingkat konsumsi masyarakat di 2023 ini.

Untuk 2023 Tim Riset CNBC Indonesia memasukkan MYOR, ICBP, CMRY dan SIDO ke daftar saham paling menarik dari sektor FMCG.

Tak hanya katalis positif, pertumbuhan penjualan emiten yang bergerak di sektor FMCG masih di bayang-bayangi juga oleh tingkat inflasi yang masih tinggi yang memungkinkan dapat memangkas tingkat konsumsi masyarakat. Sehingga investor dianjurkan lebih berhati-hati terhadap kemungkinan volatilitas harga saham yang akan terjadi.

Sumber: CNBC Indonesia

Translate