JAKARTA – Masih belum jelas, soal penyebab Indonesia dicoret sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U20 tahun 2023.
Apakah karena penolakan Israel sebagai peserta Piala Dunia FIFA U20 tahun 2023, di Indonesia oleh beberapa pejabat.
Atau persoalan lain yang membuat Piala Dunia FIFA U20 tahun 2023, harus tidak terlaksana di Indonesia.
Seperti halnya, baru Oktober lalu terjadi pristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, yang membuat 150 orang lebih meninggal dunia di Stadion.
Namun, rencana itu kemungkinan besar akan batal diselenggarakan, dan akan dialihkan ke negara lain.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar dalam waktu dekat ini organisasinya fokus menghadapi sanksi FIFA.
Sanksi ini diperkirakan tak terelakkan menyusul batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U20 tahun 2023.
“Saya rasa hari ini kita jangan berpikir terlalu jauh dengan mimpi 2034 dengan (menjadi tuan rumah) PIala Dunia 2034, lalu (tuan rumah) Olimpiade yang sudah disampaikan pada saat G20 antara President IOC Thomas Bach dengan Indonesia. Saya rasa dengan berat hati kita harus selesaikan hal ini dulu,” ujar Erick saat menjawab pertanyaan media di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (31 Maret 2023).
Menurut Erick, Presiden menegaskan agar PSSI saat ini fokus berusaha agar Indonesia tidak sampai terkena sanksi.
Salah satu usaha yang perlu dipikirkan adalah dengan percepatan penyusunan Buku Cetak Biru Persepakbolaan Indonesia.
Dia menambahkan, Presiden juga meminta agar perencanaan transformasi sepakbola dalam Buku Cetak Biru itu harus sampai ke tahun 2045.
Apa target yang ingin dicapai Indonesia sebenarnya pada tahun 2045?
Di tahun itu kita juga berencana menjadikan negara ini sebagai terbesar keempat atau kelima di dunia.
Erick juga menyebutkan pada tahun mendatang itu Indonesia juga akan dihuni oleh 280 juta penduduk dan 55 persen diantaranya adalah anak muda.
“Ini tujuan transformasinya apa? Apakah tetap mau jago kandang, atau mau ada prestasi lain di luar negeri? Ini akan menjadi bahan negosiasi dengan FIFA. Supaya tadi, sanksinya ada, tetapi jangan yang terberat. Itu pun saya belum tahu, apakah (sanksi) administrasi atau apa. Tetapi jangan seperti (sanksi yang dijatuhkan pada) 2015,” ujar Erick.
Seperti diketahui, FIFA pernah mengucilkan Indonesia dari persepakbolaan dunia pada tahun 2015.
Lalu Presiden Joko Widodo memerintahkan Erick Thohir yang saat itu belum masuk ke pemerintahan untuk negosiasi dengan FIFA agar Indonesia dibebaskan dari sanksi.
Akhirnya pada tahun 2016, Indonesia terbebas dari sanksi pembekuan itu.
Indonesia Masih jadi Bagian FIFA?
Polemik Indonesia dicoret FIFA, sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 terus bergulir.
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terus menerus melakukan lobi dengan FIFA terkait kemungkinan sepakbola Indonesia akan mendapatkan sanksi FIFA.
Bahkan, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sudah lebih dahulu terbang ke Doha untuk bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino.
Tentu saja, pertemuan Erick Thohir dengan Gianni Infantino untuk membicarakan kelanjutan Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Pertemuan pertama Erick Thohir dengan Gianni Infantino sudah selesai, dan telah keluar surat dari FIFA terkait hal di atas.
Usai menerima surat dari Gianni Infantino, Presiden Jokowi kembali mengistruksikan Ketua Umum PSS, Erick Thohir untuk kembali melakukan pertemuan dengan FIFA.
Ada beberapa hal yang diinginkan Presiden Jokowi untuk disampaikan oleh, Erick Thohir kepada FIFA.
Untuk diketahui, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyerahkan surat Presiden FIFA Gianni Infantino untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Erick Thohir juga telah melaporkan hasil pertemuannya dengan Gianni kepada Jokowi.
“Membaca surat tersebut, presiden menginstruksikan saya dua hal: satu, segera membuat peta biru transformasi sepakbola Indonesia. Presiden menekankan ini harus segera selesai dan harus segera diberikan kepada FIFA,” ujar Erick Thohir usai bertemu dengan Presiden Jokowi.
Kedua, Jokowi meminta Erick Thohir untuk terus menjalin komunikasi dengan FIFA agar Indonesia tetap menjadi bagian dari keluarga besar FIFA.
Jokowi, ucap Erick Thohir, tidak ingin Indonesia dikucilkan dari peta sepakbola dunia.
Erick Thohir terus berusaha keras memastikan transformasi sepakbola Indonesia terjadi, bukan wacana.
Erick Thohir juga akan bekerja keras untuk kembali bernegoisasi kepada FIFA menghindari sanksi yang bisa terjadi.
“Karena dari FIFA sendiri tentu mengharapkan hal ini tidak terjadi, tapi kalau dilihat dari suratnya jelas bahwa FIFA mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia,” kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Oleh karena itu, Erick Thohir saat ini sedang menunggu undangan FIFA setelah mereka melakukan rapat FIFA Council.
Rencananya, Erick Thohir akan kembali bertemu dengan FIFA dalam beberapa hari ke depan.
Jokowi Utus Erick Thohir Thohir Temui FIFA Cari Solusi
Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertemu FIFA untuk mencari solusi posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.
“Kita baik pemerintah dan PSSI masih berusaha mencari solusi terbaik, maka itu saya telah mengutus Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk bertemu dengan tim FIFA.
Tujuannya untuk mencari penyelesaian yang terbaik, mencari solusi yang terbaik,” ujar Jokowi dalam Jokowi juga memastikan prinsip Indonesia dalam hal mendukung kemerdekaan Palestina tidak berubah.
Jokowi menegaskan Indonesia selalu mendukung kemerdekaan Palestina.
“Pertama ini prinsip. Prinsip negara kita Indonesia, yang selalu konsisten dan teguh dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina dan mendukung penyelesaian two state solution, Israel dan Palestina,” ucap Jokowi.
“Saya menjamin keikutsertaan Israel tidak ada kaitannya dengan konsistensi posisi politik luar negeri kita terhadap Palestina karena dukungan kita terhadap Palestina selalu kokoh dan kuat,” kata Jokowi.
Jokowi mengutip pernyataan Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun.
Presiden meminta urusan politik dan olahraga tidak dicampuradukkan.
“Dalam urusan Piala Dunia U20 ini kita sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya.
Jadi jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik,” ujar Jokowi.
Jokowi juga menyatakan keikutsertaan timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 tidak ada kaitannya dengan posisi politik Indonesia terhadap Palestina.
Jokowi mengatakan saat itu Indonesia tidak tahu siapa saja yang ikut sebagai peserta Piala Dunia U-20.
Karena saat itu masih proses prakualifikasi.
“Pada bulan Oktober 2019 Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA, ini merupakan kehormatan bagi bangsa Indonesia karena kita mendapat kepercayaan penyelenggaraan Piala Dunia U-20, penyelenggaraan event olahraga yang paling banyak penggemarnya di seluruh dunia,” ucap Jokowi.
Jokowi mengatakan kepastian Timnas Israel U-20 dalam ajang ini baru diketahui pada Juli 2022.
“Saat ditunjuk menjadi tuan rumah kita belum tahu siapa tim jadi peserta, karena masih proses kualifikasi dan kepastian timnas Israel lolos seleksi Piala Dunia U-20 baru kita ketahui pada bulan Juli 2022.
Jokowi pun menegaskan keikutsertaan Israel ini tak ada kaitannya dengan konsistensi politik luar negeri Indonesia.
Jokowi mengatakan dukungan terhadap Palestina selalu kokoh dan kuat.
“Saya menjamin keikutan Israel tidak ada kaitannya dengan konsisten politik luar negeri kita terhadap Palestina. Karena dukungan kita kepada Palestina selalu kokoh dan kuat,” tegasnya.
Piala Dunia U-20 2023 dijadwalkan berlangsung di enam kota di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.
Belakangan, sejumlah pihak menolak kehadiran Timnas Israel di ajang tersebut.
Mulai dari Gubernur Bali Wayan Koster, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, PDIP, PKS, dll.
Sumber: Tribun Kaltara