Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri angkat suara soal prediksi chaos atau kekacauan politik jika ada perubahan sistem pemilu.
Pernyataan itu disampaikan Mega saat menerima kunjungan PAN dan menjawab pertanyaan awak media di kantor pusat PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/6). Megawati mengaku heran dengan pernyataan-pernyataan demikian.
“Jadi kalau ada yang sampai mengatakan seperti itu, buat saya, big question maunya apa?” kata Mega dalam jumpa pers usai pertemuan.
Megawati mengingatkan agar semua pihak mestinya tak melihat politik sebagai barang baru. Menurut dia, Indonesia telah menggelar pemilu sejak 1955.
Karena itu dia mengaku heran ada pihak yang menyebut kekacauan politik. Padahal, hasil survei menunjukkan kepercayaan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo masih tinggi.
“Kalau rakyat kan kalau dilihat dari selaku, melihatnya survei ya, itu kan kepuasan kepada pemerintahan Pak Jokowi itu kan tinggi. Jadi artinya sangat positif menerima perjalanan Republik ini,” kata dia.
Potensi chaos politik sebelumnya disinggung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia berpendapat pergantian sistem pemilu di tengah proses yang telah berjalan bisa menimbulkan ‘chaos’ politik.
Hal itu disampaikan SBY untuk merespons pernyataan Ahli Hukum Tata Negara Denny Indrayana yang mengaku mendapat informasi bahwa MK akan mengabulkan gugatan dan memutuskan sistem pemilu berubah menjadi proporsional tertutup alias coblos partai.
Melalui akun Twitter pribadinya, SBY menyampaikan tiga poin berkaitan dengan sistem pemilu yang hendak diputuskan MK.
“Pertanyaan pertama kepada MK, apakah ada kegentingan & kedaruratan sehingga sistem pemilu diganti ketika proses pemilu sudah dimulai? Ingat, DCS (Daftar Caleg Sementara) baru saja diserahkan kepada KPU. Pergantian sistem pemilu di tengah jalan bisa menimbulkan ‘chaos’ politik,” tulis SBY, Minggu (28/5).
Sumber: CNN Indonesia