Jakarta, CNN Indonesia — Perayaan hari raya Idul Fitri tak lepas dari tradisi halal bihalal. Seperti apa sejarah tradisi halal bihalal?
Halal bihalal sudah menjadi tradisi baik yang selalu dilestarikan oleh kebanyakan masyarakat Indonesia di setiap tahunnya.
Halal bihalal merupakan momentum keluarga besar, instansi, lembaga, komunitas, maupun organisasi dalam satu tempat yang saling memberi dan meminta maaf satu sama lain dengan saling bersalaman.
Kata ‘halal bihalal’ sendiri sudah dibakukan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang memiliki arti ‘hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat oleh sekelompok orang’.
Namun, siapa sangka jika tradisi ini bermula dari momen kisruh politik?
Asal-usul tradisi halal bihalal
Tradisi halal bihalal awalnya bermula dari kisruh politik yang terjadi pasca-kemerdekaan Indonesia.
Pasca-kemerdekaan, Indonesia menghadapi banyak tantangan, mulai dari kembalinya Belanda hingga soal separatisme bangsa yang ditandai dengan pemberontakan DI/TIII dan PKI di Madiun pada 1948. Sistem parlementer yang dianut Indonesia ketika itu juga jatuh bangun hampir setiap enam bulan sekali.
Di tengah situasi yang bergejolak ini, salah seorang tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Abdul Wahab Chasbullah mengusulkan untuk mempersatukan elite politik.
“Ada usul dari tokoh NU, KH Abdul Wahab bilang begini, ‘kalau elite potik tidak bersatu dan saling mengharamkan, ada baiknya saling menghalalkan, memaafkan, jadi halal bihalal.’ Kira-kira begitu kata-katanya,” ungkap Dwi Winarno, sosiolog sekaligus pengajar di Universitas NU Indonesia, dalam sebuah wawancara dengan CNNIndonesia.com.
Melansir NU Online, peristiwa ini terjadi pada 1948, ketika Presiden ke-1 RI Soekarno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara dalam rangka silaturahmi yang diberi tema “Halal Bihalal”.
Para tokoh politik itu duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan satu sama lain. Maka sejak saat itu, berbagai instansi pemerintahan mengikuti menyelenggarakan halal bihalal.
Peristiwa yang bertepatan dengan bulan Ramadan itu dinilai berhasil merekatkan elite politik yang bersitegang. Perlahan, pemerintahan pun mulai kembali stabil.
Konsep halal bihalal ini pun kemudian bertransformasi dan diikuti berbagai kalangan masyarakat di Indonesia saat hari raya Idul Fitri.
“Jadi, tradisi ini memang cuma ada di Indonesia,” ujarnya.
Acara halal bihalal kemudian meluas dan diikuti seluruh masyarakat Indonesia sampai sekarang.
Masyarakat Indonesia menjadikan halal bihalal sebagai sarana berkumpul dan bersilaturahmi setelah lama tak jumpa. Ajang ini juga diisi dengan bermaaf-maafan agar dapat membina tali silaturahmi dengan lebih baik.
Tradisi halal bihalal pun dikemas dengan beragam acara unik mulai dari membawa kue Lebaran hingga makan bersama.
Sumber: CNN Indonesia